Pagi tak lagi secerah Februari
Bukan karena sang fajar yang enggan untuk bersinar
Siang tak seindah kemarin lusa
Bukan karena mendung yang tengah mengepung
Senja tak sesyahdu 2 bulan yang lalu
Bukan karena daun-daun mulai melayu
Lantas, karena apa?
Ternyata, karena rindu yang tak kunjung menemui titik temu
Sekat jarak tiba-tiba menjerat
Tanpa salam kemudian mendekat
Dunia terasa senyap penuh syarat
Dan kita pun tak mampu lagi saling mendekap
Meradangkan hati tuk menjamu rasa rindu
Rindu akan manisnya bercengkrama,
Riuhnya suara tawa
Rengekan manja
Hingga jeritan kejahilan
Kita boleh sedih dan prihatin
Tapi tidak untuk tumbang lalu meruntuhkan perjuangan
Kita boleh berduka sejenak dan tak dulu bertatap muka
Namun bukan untuk melemahkan ikatan kasih sayang diantar saudara
Tetaplah pada tekat dan tujuan semula
Ketika kau tanamkan niat siap untuk berperang
Melawan keelokan dunia yang kadang membutakan
Yakinlah, ini hanya sebentar
Kita hanya perlu sedikit bersabar
Hingga keaadaan kembali tersadar
Salam Rindu…Teruntuk mu…
Laskar Ardis Anak Langit…
*) Wahyu Novitasari. Penulis adalah musrif santri putri di Ar Rahmah Boarding School
Subhanallah. Ungkapan hati sang pengasuh yang penuh penjiwaan